Senin, Mei 21, 2012

Dua Setel Baju untuk Darwin Pelawi



KOMPAS/ALIF ICHWAN Tim Identifikasi Rusia - Sejumlah petugas Disaster Victims Identification (DVI) dari Rusia melakukan proses identifikasi di sekitar tenda (DVI) yang berada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (16/5/2012). Tim DVI Rusia bekerjasama dengan tim DVI Indonesia terus bekerja mengidentifikasi seluruh korban dari kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet100.
JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana duka tampak masih menyelimuti Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (21/5/2012). Keluarga korban pesawat Sukhoi Superjet 100 tampak berdatangan ke rumah sakit.
Sekitar lima orang anggota keluarga almarhum Darwin Pelawi, pilot Pelita Air yang turut menjadi korban pesawat Sukhoi Superjet 100, datang ke posko Disaster Victim Identification (DVI). "Kebetulan saya diminta bawa baju untuk Pak Darwin kenakan nanti," ujar Santa Fransisca, istri Darwin, saat ditanya perihal kedatangannya.
Dua pasang seragam, terdiri dari satu setel jas serta satu setel seragam pilot dibawanya untuk dikenakan di jenazah suaminya esok, saat penyerahan dari DVI ke keluarga di Halim Perdanakusuma.
Santa mengungkapkan dirinya serta seluruh keluarga telah siap melihat jenazah suaminya, apapun kondisinya. "Kalau saya siap. Tapi nanti didampingi dari keluarga yang lain ya, kan maksimal bertiga," lanjutnya.
Jenazah almarhum Darwin, direncanakan akan dimakamkan di San Diego Hills, Krawang, Jawa Barat usai diserahkan ke pihak keluarga, Rabu (23/5/2012) mendatang di Halim Perdanakusuma. "Upacara jadi upacara secara Kristen. Tapi kita di rumah duka juga tetap dilakukan upacara keagamaan," lanjutnya.
Ketika ditanya tanggapan mengenai penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat Rusia yang dinyatakan tertutup, ia tidak mempermasalahkannya. Sebab baginya dan keluarga yang terpenting adalah jenazah suaminya telah teridentifikasi. "KNKT sudah wewenang mereka ya, enggak dipermasalahkan, yang penting sudah teridentifikasi," ujarnya.
Meski demikian, ia sebagai pihak yang dirugikan, tetap berharap penyelidikan terhadap penyebab jatuhnya pesawat yang menewaskan 45 orang tersebut dilakukan secara transparan.

Seluruh Korban Kecelakaan Pesawat Sukhoi Selesai Diidentifikasi

JAKARTA, (PRLM).- Seluruh korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 telah berhasil diidentifikasi, pada Minggu (20/5). Dengan demikian, proses identifikasi sebanyak 45 penumpang pesawat (sesuai manifes penerbangan joy flight) yang dilakukan oleh Tim dari Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri itu dianggap telah selesai.
Pengumuman hasil identifikasi seluruh korban Sukhoi itu lebih cepat enam hari dari perkiraan waktu sebelumnya yang ditargetkan rampung pada Sabtu (26/5/12) mendatang.
"Proses identifikasi keseluruhan korban Sukhoi telah berakhir pada hari Minggu 20 Mei pukul 13.00 WIB atau hari kedelapan dimulainya pencocokan post mortem dan ante mortem di Posko DVI RS Polri. Berkat doa seluruh masyarakat, tim DVI merampungkan tugas lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan dengan hasil akurasi mencapai 100 persen," ujar Ketua Komite DVI, Brigadir Jenderal Ahmad Mussadeq, saat memberikan keterangan pers, di ruang Gedung Utama RS Polri, Jakarta, Minggu (20/5/12).
Ahmad menjelaskan, kecepatan tim dalam mengidentifikasi seluruh korban melebihi perkiraan semula. Tim DVI yang berjumlah 150 personel yang dioptimalkan dengan pembagian tugas antara tim ante mortem dan tim yang menangani post mortem.
Selain itu, tim mampu bertugas selama 24 jam nonstop dengan sistem pembagian personel menjadi tiga shift. Tim yang bertugas fokus pada proses ante mortem mengumpulkan data dari pihak keluarga korban yang ikut dalam pesawat Sukhoi tersebut.
Proses identifikasi korban berpatokan pada data ante mortem yang diserahkan oleh keluarga korban di Lanud Halim Perdanakusuma dan RS Polri. Sementara itu, tim lainnya menangani data post mortem dari 35 kantong jenazah yang terdiri dari 30 kantong berisi body parts dan lima kantong berisi properti yang telah diterima RS Polri.
"Tim post mortem mulai aktif bekerja pada 11 Mei setelah tim Basarnas mengevakuasi jenasah dari lokasi jatuhnya pesawat," ujarnya.
Meski mampu menyelesaikan pekerjaan sebelum waktu perkiraan sebelumnya, namun, proses identifikasi tersebut dilakukan sesuai prosedur. Ia menjelaskan, tim DVI bekerja secara ilmiah dan profesional dengan prinsip cepat, tepat, dan akurat, sehingga hasil data identikasi dipastikan mencapai 100 persen.
"Proses identifikasi yang dilaksanakan sejak delapan hari silam di RS Polri berdasarkan data gigi geligi, DNA, tanda-tanda medik, dan properti," katanya.
Tim DVI juga tak lupa mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah bekerja sama ikut mendukung proses identifikasi.
"Terimakasih kepada seluruh dokter Polri, Basarnas yang telah mengevakuasi korban, kepada Perguruan Tinggi yang telah mengirim ahlinya, dan kepada pemerintah Rusia yang telah mengirim tim dan perlengkapan pendukung identifikasi," tuturnya.
Meski begitu, ia meminta kepada pihak keluarga korban untuk bersabar. Jenazah korban belum dapat diserah terimakan kepada masing-masing keluarga korban.
Saat ini, Tim DVI masih harus melakukan sejumlah proses rekonstruksi bagian tubuh masing-masing korban. Meskipun telah mencocokkan ante mortem (data jenazah sebelum kematian) dengan post mortem (data jenazah sesudah kematian), bagian tubuh yang ditemukan terpisah itu harus dikumpulkan sesuai data setiap korban.
Rencananya, keluarga korban akan diberi kesempatan untuk melihat jenazah di RS Polri, pada Selasa (22/5/12), mulai pukul 13.00 WIB, sebelum prosesi penutupan peti jenazah.
Sementara pada Rabu (23/5), DVI akan menyerahkan jenazah kepada Negara, untuk selanjutnya Negara akan melakukan serah terima jenazah kepada keluarga korban. Rencananya, prosesi tersebut akan dilakukan di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. (A-196/A-108)***